Tuesday, July 23, 2013

Ole-ole dari Australia

Salam,

Ahad lepas aku dapat ole-ole dari Australia. Kak Ipar, Angah, Mak dan Abah pergi Australia selama 10 hari. So inilah hasil tangkapan untuk aku n hubby....






L'aMouR,


Celebrate Besday Abang

Salam,

19 Julai 2013 sebelum berbuka puasa sempat juga aku menyambut besday abang walaupun tidak seberapa pun.








L'aMouR,


Thursday, July 18, 2013

19 Julai 2013

Salam,

Hari ini 19 Julai 2013 merupakan ulang tahun kelahiran Abang yang ke 36 tahun. Plan last week nak order kek online memang dah order dengan http://bake-at-home.blogspot.com/ . Tapi yang best part pagi tadi dah plan nak wish sekali boleh terlupa pulak. Sampai opis baru ingat nak wish. Maaf ya abang, sayang lupa apa2 pun dah call wish kat dia.





L'aMouR, 

Wednesday, July 17, 2013

Mifthahul Jannah, NorFirdaus Mikael dan Marissa Jannah

Mifthahul Jannah, NorFirdaus Mikael dan Marissa Jannah anak buah aku yg skrg nie berada di Muar ddk dengan neneknya. Sekali sekala turun KL akan lepak dengan dorang nie... 




  Jannah


Firdaus


 Ayah Chik (my hubby), Achik (aku), Jannah dan Firdaus


Jannah dan Firdaus tgh try baju yg aku beli sementara dorg nie dok bodek nak makan MCD


Aus

Masa nie on the way nak pi ngundi 


Nama sebenar Marissa Jannah












L'aMouR, 

Perginya Seorang Kekasih Allah




Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah saw. masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tetapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian dia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah saw. menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah anakku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat maut," kata Rasulullah saw..

Fatimah menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri Rasulullah lalu Baginda menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khuatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Ku haramkan syurga bagi sesiapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat penghantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii?" – "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai dirinya sebagaimana Baginda mencintai kita?

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Semoga kita hargai segala pengorbanan Rasulullah SAW.

Petikan dari VCD ORIGINAL Perginya Seorang Kekasih Allah



L'aMouR,